![]() |
Mbah Maridjan |
Mbah Maridjan adalah seorang abdi dalem keraton Yogjakarta, yang bertugas sebagai juru kunci Gunung Merapi. Selama ini, ia hanya dikenal patuh dengan perintah Sri Sultan Hamengkubuwono, raja penguasa keraton Jogjakarta. Maklum, dia adalah bagian dari abdi dalem keraton, yang hidupnya memang hanya mengabdi kepada raja.
Setelah meninggal akibat serangan awan panas Merapi. Pihak kraton pun melakukan pemilihan abdi dalem untuk mengisi jabatan sebagai juru kunci Gunung Merapi. Dari sembilan calon yang diseleksi pihak kraton. Akhirnya terpilih satu nama yaitu Mas Asih dengan gelar Mas Bekel Anom Suraksosihono. Mas Asih merupakan putra dari Mbah Maridjan.
![]() |
Mas Asih |
Dua generasi yang berbeda, perubahan sosial dan masyarakat yang terjadi di sekitar lereng Gunung Merapi melahirkan pandangan baru. Merapi telah disadari sebagai fenomena alam yang membutuhkan pemahaman secara rasional. Asih mengaku lebih memilih menggunakan logika perpikir daripada yang bersifat magis atau sebangsa klenik. ’’Saya tidak begitu paham tentang klenik. Kalau nanti ada orang menanyakan tentang klenik saya tidak bisa jawab. Mengenai keadaan Merapi bahaya atau tidak, saya koordinasi dengan pemerintah kabupaten maupun badan kegunungapian,’’ katanya.
Sebagai juru kunci merapi yang baru diwisuda dan juga mendapatkan pangkat Mirunggan atau naik 2 tingkatan, GBPH Joyokusumo berharap Mas Lurah Suraksosihono dapat melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Di samping melaksanakan tugas labuhan dalem, sebagai juru kunci Merapi, Asih juga mesti menjadi contoh bagi masyarakat dan dapat menempatkan diri, bekerja sama dengan instansi lain yang mempunyai kewajiban terkait aktivitas gunung Merapi.
kutipan : suratkabar SM dan RJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar